CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MANIS PART2

CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MANIS PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MANIS PART2, Hasrat-Bispak26 Bagaimana tak, 5 bulan lalu, sewaktu dia sedang tunggu anak buahnya membayar hasil keamanan di warung langganannya, tiba-tiba kepalanya ditutup kantung hitam serta suatu sengatan taser di uluhatinya membuat sempoyong hingga dia tidak dapat menentang sewaktu digeret ke mobil dan dibawa keluar dari Kalirotan. Cahaya lampu yang disasarkan ke mukanya membuat silau. Tangannya terborgol ke belakang bangku. Margo telah tak aneh dengan area penyelidikan. Dia beberapa kali harus duduk di dalam ruang semacam itu, berunding untuk keamanan Kalirotan yang sesungguhnya…

Akan tetapi ini kali keinginan, bukan… perintah yang diterimanya cukup antik. Dia jadi belum mengetahui siapa interogatornya ini kali. Suara pria itu demikian dalam, bahkan juga dia lantas mengaku kalaupun dia jadi menyimpan hormat ke orang itu.

"Margo, waktu ini di Kalirotan ada orang baru, namanya JuaSani Putri," kata lelaki itu jadi permulaan. Margo yang umumnya gak sabaran serta berani menentang saat ini pilih mengkaji.

"Dia saat ini tinggal pada tempat Nuri. Saya pengin, kau monitor dia… Kau dan anak buahmu bisa menggunakan ia jadi jasa uang keamanan seperti yang umum kau laksanakan. "

Embusan cerutu cuba mengenai paras Margo. Orang ini dahsyat, berpikir Margo… dia bersua musuh yang semakin lebih kokoh ketimbang dianya sendiri.

"Anak buahku akan kerap tiba seperti biasanya, mengharap porsi darimu… dan kamu akan antara mereka buat nikmati wanita itu. Saya ingin wanita itu dijarah mati-matian… kau mesti mengatur sampai tamunya jadi bertambah sebagian dari tempat lainnya, meskipun sebetulnya tanpa kontribusimu juga ia sudah dipastikan bakal menjadi unggulan di sana… Sebarkan kabar, sebarkan terkait dirinya… kecantikannya, kemolekannya…"

Maro selanjutnya berkemauan kuat buat bertanya… "Mengapa kau mau memusnahkan wanita itu demikian rupa… apa kelirunya pada kamu?"

CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MANIS PART2

Lelaki itu menjawab, "Saya mau merusak dirinya sendiri, sampai apabila waktunya telah tiba… dia akan tunduk seluruhnya di diriku… Akan tetapi, seblum dia memperoleh status yang terhormat di telapak kakiku… dia mesti merasai apakah yang dimaksud namanya neraka dunia, apa yang dimaksud neraka jahanam…"

Margo menciut. Lelaki ini hilang ingatan, pikirnya.

Dering Sony Experia Ultra hasil curian bergetar lembut dari sisi meja butut dalam kamar Margo, serta bikin Margo kembali pada alam sadarnya. Dia ambil HP itu dan termangu…

"Ya?" jawab Margo.

"Baik… Siap… Baik… Jalankan…"

Mira memandang kalaupun Margo menjadi pucat seusai terima telpon itu… serta Mira belumlah sempat memandang Margo setakut itu.

"Siapa Bang?" bertanya pelacur itu manja. Margo menangkal gadis itu.

"KELUAR!" gertaknya, bikin Mira takut.

"Ada apakah Bang?"

"Keluar kataku! Saya pengen urus Sani, kau bisa turut saksikan ia disiksa. Tetapi saat ini, keluar!"

Mira selekasnya keluar rumah Margo yang simple itu, akan tetapi hatinya sedikit bahagia karena dia dapat mengompori Margo buat merusak Sani. Dia tidak perduli dengan Margo yang sekarang terduduk pucat.

Pembicaraan barusan bikin Margo sangatlah takut. Lelaki itu serius iblis…

"Margo… tentu saat ini Mira telah berikan badannya pada kamu sebagai bayaran untuk memusnahkan Sani…" kata lelaki itu, yang membuat Margo termenung.

Bagaimana dia dapat tahu?

"Kau dapat melaksanakan apa yang dia minta… kau membawa Sani ke gudang kosong, mengajak ke-10 panglima tempatmu… silahkan siksa Sani, setubuhi berusaha keras, tetapi janganlah sampai ia mati… Kau bisa mengajak Mira, agar ia ikut pula menganiaya Sani untuk melepaskan marahnya…"

"Akan tetapi satu saja perintahku kau langgar… MATI!"

Sani yang berbelanja sayur, cuman memakai tank hebat serta celana pendek, gak terlampau memerhatikan Mira yang hadir dekatinya. Dia memandang wanita itu persis seperti dirinya… cuma tempat penampungan sperma.

"Eh Sani…" sapa Mira bersikap ramah. "Berbelanja?"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani cuman tersenyum simpul, dia sedang tidak mau berbasa-basi. Juga sebetulnya dia sendiri gak memiliki banyak rekan di Kalirotan. Dia bertambah lebih tertutup dalam hubungan. Yang dia ingin kerjakan semata-mata buka pahanya lebar-lebar, dan biarkan banyak lelaki hidung belang kelas teri nikmati vagina, lubang anusnya dan mulutnya dengan maksimal.

"Sani… saya ingin meminta bantuan sesaat, saya pengin mengambil barang di gang samping, saya malas sendiri… wajar banyak penyuka godain, hihihi!"

Sani yang malas ingin sekali menampik, tapi Mira menangkap lengannya dan menariknya ke arah tempat yang cukup sepi saat sebelum menodongkan pisau ke pinggang Sani.

"Turut gua, anjing! Atau gua tusuk elo di sini!" gertak Mira.

Sani mau tak mau ikuti cara Mira menjurus gang yang ia mengerti adalah sisi terkejam di Kalirotan, serta tidaklah ada satu juga PSK yang cukup sehat untuk menawarkan diri pada tempat itu…

Mira  menggerakkan Sani masuk ke satu rumah yang lebih serupa gudang, Dorongannya lumayan keras hingga Sani tersungkur jatuh masuk ke rumah yang gelap itu. Waktu si gadis bangun, dia bisa dengar kalaupun pintu ada berada di belakangnya ditutup. Buat sekilat, kegelapan keseluruhan.

Byaaaar! Hidup lampu yang tiba-tiba itu bikin si gadis mengerjap lantaran silau. Serta sewaktu dia bisa mendapatkan kembali pengelihatannya. Margo dan sepuluh panglimanya udah mengepungnya. Mira lalu mengambil langkah ke tengah lingkaran, dia dekati Sani dan…

PLAK! Tempelengan keras si pelacur yang gak diduga oleh Sani membuat Sani terhuyung. Lantas pukulan dan sepakan terus-menerus Mira membuat Sani terjengkang. Mira yang seperti kesetanan terjang Sani yang terjengkang, jatuh telentang di lantai gudang. Mira duduki perut Sani, serta dengan serampangan memukuli paras Sani, menjambak rambut gadis itu, dan menabrakkannya ke lantai gudang. Cakaran Mira yang berencana membidik muka Sani tinggalkan sisa di muka mulus si bekas polwan. Semula Sani memutuskan pasrah.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Akan tetapi instingnya untuk tetap bertahan kembali tampak. Demikian memperoleh kesempatan, Sani selekasnya berikan perlawanan. Dia balas mencakar, menjambak, memukul serta menyepak Mira. Beberapa lelaki ketawa berbuat kurang sopan, ya… terkecuali Margo…Ia menyaksikan style perkelahian ke-2  pelacur di hadapannya itu…. terlebih Sani, pelacur yang paling jadi perhatian oleh si perwira.

"Aneh… model berkelahinya demikian biasa", batin Margo… "Jadi lebih serupa pelacur berkelahi…."

Ya, Sani sekarang tidak lagi bertanding bagaikan seorang polwan. Dia saat ini cuman berhadapan berdasar perasaan survival… dan ini cukup mengejutkan Margo, yang menginginkan kalaupun pelacur yang paling menjadi perhatian ini mempunyai keterampilan berhadapan yang dapat membuat si perwira terpana. Tetapi, sesimpel apapaun Cat Fight yang tersuguh, terang tampak bila Mira mulai kerepotan. Sani sendiri mulai kelihatan kembali lagi ke mode bertandingnya yang dahulu.

Margo memberinya tandanya ke seoang anak buahnya yang dengan cepat menelikung Sani, menjambak rambutnya sampai si gadis meringis serta mengerang kesakitan. Mira mengusap darah dari bibirnya yang tercedera oleh tonjokan Sani, membereskan rambutnya yang kusut sekalian dekati si gadis yang meronta kesakitan.

BAM! Mira membantai paras Sani, mengakibatkan bibir pecah.

BAM! Pelipis si gadis.

BAM! Hidung Sani… sampai mimisan…

SCRATCH! Kuku Mira yang cukuplah panjang menggores muka Sani sampai tinggalkan goresan membujur dari kening kanan ke pipi kiri sampai ke rahang  si gadis. Mira tersenyum iblis menyaksikan muka Sani yang telah dibikinnya cacad itu. Akan tetapi dia belum puas… Dia mengepalkan tangannya dan…

BUGH! Sani hingga sampai muntah dan megap-megap. Mira membantai mutlak di uluhatinya. Panglima Margo melepas si gadis yang lekas jatuh terduduk, serta Mira memberi sepakan keras ke rusuk si gadis, menimbulkan Sani terjengkang dan mendekap kesakitan.

"Mira! Cukup!" suara Margo yang keras menyudahi cara Mira.

Rupanya Mira udah memegang sebilah pisau cutter. Barusan cutter itu dipakai buat menodong Sani. Mira menyaksikan Sani yang mendesah menghentikan sakit di perutnya. Tangan yang memegang cutter itu bergetar… Dan Mira ambil langkah maju.

CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MANIS PART2

Saat ini Margo sendiri yang membantai Mira dangan maksimal. Si gadis terjengkang, menjerit kesakitan. Dia menyuruh lima panglimanya buat berikan pelajaran di Mira, yang saat ini beringsut ketakutan. Samar-samar Sani dengar pukulan, sepakan, jerit Mira, bunyi cabikan busana. Tapi saat ini dia mesti memikir dianya sendri yang tidak lebih bagus. Margo dekati dianya sendiri bersama lima panglimanya yang lainnya. Dia coba merayap menjauh, tetapi suatu kaki yang beranjak telapak tangannya dengan keras membuat menjerit kesakitan.

Sani melihat belati perintah yang digenggam Margo, belati dengan baja alternatif yang paling cemerlang. Dengan badan telungkup, Sani haya dapat bergidik rasakan dinginnya baja yang digesekkan dibalik celananya. Baja dingin itu menjalari pantanya yang paling digilai banyak lelaki yang nikmati badannya… pantat sekal yang seperti merayu tiap lelaki untuk meremasi bongkahan itu, menamparinya, mengigitinya, bahkan juga menjilatinya… Serta khususnya lubang elok yang seolah tidak pernah buka lebar itu sebagai dermaga penis-penis yang jarang mendapat kesenangan mirip, baik dari istri resmi mereka ataupun pelacur yang lain memutuskan untuk gak melepaskan lubang pembuangan mereka dimasuki penis. Sani dapat rasakan baja itu mengangkut bahan celana pendeknya, serta bunyi robekan perlahan-lahan kedengar, mengisyaratkan jika sekarang kain penutup selangkangannya mulai tercabik dan membikin selangkangan eloknya terkena dinginnya lantai gudang yang kotor serta dingin. Dengan badan masih yang ditahan tertelungkup di lantai gudang kembali Sani dapat merasai dinginnya baja belati menjelajahi punggungnya… kemudian…sreeeeeeek! Bahan tanktop tipis itu gak sesuai dengan kuatnya baja belati, sampai dengan sejumlah pergerakan saja badannya terekspos bebas di depan lelaki bajingan yang terus berlakukan beberapa buruh sex komersil seperti onggokan daging pemuas hasrat. Sani masih telungkup di dinginnya lantai gudang yang kotor serta kasar cuma karena berwujud susunan laporkan semen tanpa tegel atau keramik. Payudaranya, perut ratanya, pahanya perih lantaran tergores lantai.

Sani dapat dengar bunyi sabuk yang dibuka. Dia menyediakan dirinya….

CTAAAAR!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani mengigil… tangannya yang dipegangi mengepal serta menggigil… kepala sabuk yang dibuat dari besi itu yang menimpa badannya.

CTAAAR!

CTAAAR!

Sani menjerit sejadinya waktu Margo mengcambuki punggungnya, bokongnya, belakang pahanya…

Dan jeritannya semakin kuat saat Margo menyuruh anak buahnya buat membalik badannya, lalu tiada belas kasihan melecuti Sani, di payudaranya, perutnya, rusuknya, dan di vaginanya….

Jerit kesakitan serta pekikan meminta ampun Sani benar-benar gak digubris oleh Margo yang seolah melepas kemarahan yang ditahannya sekian lama ini. Waktu lelaki itu selseai, badan si gadis hancur penuh cedera sikatan kepala sabuk, sejumlah bilur di badan si gadis keluarkan darah.

Margo lalu berlutut dihadapan selangkangan si gadis, turunkan celana, serta keluarkan penisnya… Lalu dengan sesenang hati menikamkan penisnya ke vagina Sani yang bengkak gara-gara babatan sabuk yang berulang kali di situ. Sani cuma dapat menggeliang kesakitan, penis Margo menerobos kewanitaannya yang kering. Badan Margo yang melekat di badannya membikin si gadis mendesis karena keringat si kepala preman membuat perih bilur serta cedera di badannya. Sani cuma menggeletar menghentikan perih waktu pada akhirnya Margo menarik keluar penis yang sudah buang sperma ke rahimnya.

"Rasakann tuch perek… sekarang….."

Perintah Margo belumlah juga tuntas saat ke-10 anak buahnya selekasnya menyerobot Sani yang cuma dapat mendesah perih, meringis dan menjerit kesakitan. Sementara si kepala preman sendiri bergeser ke figur badan di pojok lain gudang itu. Figure Mira yang paling mengiris hati. Pelipis mata si gadis pecah, hidungnya patah, beberapa giginya tanggal, lengannya terlihat patah serta dislokasi.

Pelajaran yang dikasihkan anak buahnya memang kejam… tetapi itu perlu. Margo berjongkok dekat badan bonyok Mira masih bernafas meski cuma kadang-kadang.

"Saya udah molorangmu, Mira… namun kamu melawan aku…." ucapnya sekalian bangun, menarik samping kaki Mira ke arah pintu belakang gudang. Margo menarik badan Mira seperti menarik karung rongsokan ke suatu kandang di atas pentas yang tertutup terpal.

CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MANIS PART2

Margo mengusung badan kurang kuat Mira…

"Tonton baik, Mira… Ini hukuman bagimu," tuturnya sekalian buka terpal.

Mata Mira yang lebam sedikit membelalak lihat isi kandang yang dapat memuat 2 orang dewasa itu.  Cicit tikus-tikus garang dalam kandang yang terperanjat sebab paparan matahari membikin Mira menciut, Ya… hukumannya baru-baru ini dimulai… dengan badan semacam itu, dia tidak dapat meronta atau berontak, dia cuma dapat pasrah saat badannya diangkat Margo dan disisihkan ke kandang tikus itu. Mira rasakan sakit, tetapi dia tidak lagi dapat bergerak, berteriak atau meronta… Dia cuman dapat merasai kesakitan tiada sanggup mengerjakan apa-apa… rasakan badannya perlahan-lahan jadi makanan tikus-tikus kelaparan itu….

Margo menyaksikan anak buahnya yang lagi mengerjakan Sani. Dua penis anak buahnya sedang membantai anus si gadis secara berbarengan, sementara mulut si gadis diminta mengoral penis untuk penis yang disikatkan secara kasar. Vagina si gadis gak lebih bagus nasibnya… seseorang anak buahnya tengah menyabet vagina si gadis dengan kepalannya, dan dia gerakkan tangannya dengan begitu kasar. Margo menyaksikan menuju kegilaan di hadapannya, sampai laras sebuah pistol yang melekat ada di belakang kepalanya membuat tersadarkan. Serta seolah pasukan siluman yang keluar neraka, beberapa puluh prajurit dengan seragam penyamaran komplet menodong ke-10 anak buahnya. Sekarang Margo berdiri dihadapan sepuluh anak buahnya yang berlutut dengan tangan di belakang kepala. Margo tersenyum senang menyaksikan mimik muka banyak kepercayaannya yang gak mengetahui takut itu. Gestur paling akhir yang dilihatnya saat sebelum sebutir peluru yang tembus dahinya membikin nyawanya terbang tinggalkan badannya. Serta figure si bos preman yang berdebam di lantai gudang jadi kisah paling akhir yang disaksikan ke-10 panglima daerah yang tidak lama  ikuti tapak jejak si pimpinan tinggalkan dunia fana ini dengan rasa senang udah jadi sisi kumpulan yang paling ditakutkan, yang tidak mungkin kalah terkecuali diakali seperti itu…

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Pimpinan regu mendekati pribadi yang kembalikan pistol yang barusan mencabut nyawa Margo ke sarungnya.

"Tempat telah ditangkap, seluruhnya teror udah dinetralisir, laporan tuntas"

Lelaki itu mengacauk serta pasukan barusan selekasnya keluar gudang. Lelaki itu dekati figur badan Sani yang paling kurang kuat…. Mata Sani yang tertutup sperma buka perlahan…

Mulutnya bercakap lirih…. "Ba…paaaak?"

Sani terjaga di dipan empuk. Dia meraba sisi lengannya yang berasa sakit dan mengalami jarum I.V  dari sana. Matanya mengerjap, serta samar-samar dia memandang kamar tempatnya dirawat, rumah sakit dengan fasiitas ibarat hotel bintang lima. Perawat silih ganti menjaga badannya, mengembalikan seluruh cedera. Mereka serta beberapa dokter berusaha dengan seisi tenaga untuk kembalikan keadaan Sani seperti yang telah lalu. Dan tugas mereka sesuai harapan. Waktu Sani bertelanjang bundar di kamar mandi rumah sakit serta menyaksikan refleksi dianya di cermin, dia terpukau. Tidak ada satu cacat lantas yang tidak diperbarui, sampai sejumlah bekas cedera di badannya baru nampak bila menjadi perhatian dari begitu dekat. Setelah itu, dokter yang menjaganya ada dan berucap,

"Selamat Nona, selekasnya anda sudah diperbolehkan pulang."

Sani kembali tertegun… Ke mana dia dapat pulang? Dengan letoi Sani menggunakan makanan rumah sakit serta minum obat yang dikasihkan kepadanya. Serta tidak tahu kenapa dia berasa amat letih…. benar-benar sangat letih…

"Dipan ini jadi bertambah empuk", batin Sani sekalian buka matanya…

Dan Sani melonjak bangun dari tempat tidur itu, selekasnya jatuhkan diri bertimpuh. Dia menangis sembari memegang kaki lelaki yang berdiri dengan wibawa tinggi. Lelaki itu pada akhirnya ada jemput.

"Bapaaaak…" tangis Sani di kaki Kombes Bambang Harjadi, tangis bersedih, tangis berbahagia….

1 tahun setelah itu. 

Kombes (Purn) Bambang Harjadi lagi melihat laporan di hadapannya. Dia tersenyum kebapakan pada Sani yang memberikan laporan itu kepadanya. Laporan teratur saja, terkait penghasilan dan pengeluaran. Dari jaringan pelacuran yang dahulu terkuasai Ryoko, tetapi saat ini telah menjadi kebun penghasilan dirinya sendiri, dengan hasil benar-benar mengesankan.

CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MANIS PART2

Serta lebih ketimbang itu, semua rahasia beberapa client sekarang jadi punyanya, maka ia semakin istimewa dalam berkuasa dibalik monitor meskipun ia saat ini sudah pensiun. Tidak kenapa menyelesaikan profesi penegak hukum dengan pangkat paling akhir gak gapai bintang; toh mereka-mereka yang memiliki bintang di pundak dapat ia pegang setiap waktu, sebab semuanya kartu berada pada tangannya. Tahun silam Ryoko divonis gampang, cuman satu tahun penjara. Memanglah itu hukuman optimal buat mucikari. Ada pasal-pasal dengan sanksi hukuman lebih berat berkaitan kejahatan trafikking/perdagangan manusia, maksimum 15 tahun, tetapi pembela perkaranya, Prabu, sukses menangkis gugatan itu, tertolong kesaksian Sani dahulu yang mengatakan jika ia melacur di bawah Ryoko dengan suka-rela. Ryoko udah meniti waktu hukuman dan bebas.

TAMAT.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama