CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BAHENOL MENJUAL DIRI PART2

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BAHENOL MENJUAL DIRI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BAHENOL MENJUAL DIRI PART2Hasrat-Bispak26 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya terasa tak mau menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terdesak kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu mengayalkan bagaimana nampaknya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, dan tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Dan saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya sewaktu Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya sebab kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, menyebabkan perkataan saya sudah tak teratasi,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya membikin kamu makin sedap di sini ya?"


Juragan menyingkap kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi sesuai itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BAHENOL MENJUAL DIRI PART2

Saya tidak pernah disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah kiranya. Rasanya ada suatu yang pengin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tanpa ada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pun ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… gak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Memang, saya terasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan terus main di kemaluan saya, serta tidak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya pada akhirnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir  saya mengetahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap serta sangat nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya sehabis itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah-engah, setelah ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, sinting tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sembari ngomong, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Dan tidak diduga saja, Juragan udah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memang saya belum mengetahui banyak tentang tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan menerangkan, "Kontol ini pengin masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… tetapi tidak dapat muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengin kumasuki."


Ini kali Juragan tidak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa menanti jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya tampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan terus nggenjot saya, masuk keluar, masuk keluar, jadi lama jadi cepat. Tubuh saya digoyang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya hingga tidak dapat bicara, sekedar dapat ndesah serta njerit tidak karuan. Saya usaha meminta Juragan tak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya berasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dilunasi? Mengapa tidak sejak dulu saja, ya?Terpikir pemikiran sesuai itu dalam kepala saya. Namun saya abaikan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah dan mohon saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya sudah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau kayak apakah Kedengarannya saya. Muka saya nyata nampak porno sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan tampak suka.


"Hah… uh… Marilah terus Denok… saya puas ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin jadi gairah. Kamu senang juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan serta omongan tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak kalaupun sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu bila kamu udah… hingga sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa tujuannya Juragan, dan tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya sarat dengan hati nikmat lantaran dientot Juragan. Namun gak lama lalu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian gemar nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya telah tidak perduli semesum apa cakepg saya saat lagi saya menjerit kenikmatan itu. Saya rasakan ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertamanya kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Serta selanjutnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia selanjutnya geser saya serta bangun, lalu menggunakan kembali busananya. Sekalian mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa pula ndapat perawan siang-siang begini… Jika kamu ingin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BAHENOL MENJUAL DIRI PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar sewaan kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga selanjutnya kemampuan saya kembali. Tergesa-gesa saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, gantengg saya sudah tentu tidak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur dan menempel di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk memerhatikan saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan dan terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko semakin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya gak berani hadapi mereka, ditambah lagi sesuai awut-awutan berikut ini. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, rupanya ibu pemilik kontrak kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan getho? Habis ngapain kamu?"


Seluruhnya pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya terus mabur ke kamar. Saya lekas membuka busana dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih tidak yakin apa yang baru saja saya kerjakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewa 3 bulan. Apa saya bersusah-hati atau malu? Apa saya hendaknya bersusah-hati atau malu? Gak tahulah… Tetapi yang terjadi justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang telah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini peristiwa kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang berbeda di kehidupan saya. Saya selalu cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, setiap waktu saya butuh uang, saya gak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya terhadap laki laki.  saya mengetahui ini gak betul, dan semestinya saya stop, namun bujukan duwit terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruh orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Dan saat ini saya juga dikenal sebagai Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Telah malam, dan saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah orang, saya berikan senyuman manis serta saya bisikkan harga saya kalaupun ia pengin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sekalian menggauli kemben saya.


"Pengen donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang berada pada sana, sekedar ia dan seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang gak laku-laku dikontrak lantaran terletak sangat ke dalam.  Saya membuka satu diantaranya dan saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka mohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar pertama?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya gak peduli… yang saya berpikir hanya kerja sebagai berikut lebih mudah dapat duit. Saya pun tak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya tahu itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Dan setelah itu, saya memperoleh uang. Sebulan-dua bulan sehabis Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin memiliki pengalaman sebagai lonte. Telah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan sebagainya. Dan saya jadi tambah dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan semua rahasia mereka. Hihihi…  saya mengetahui siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya sampai tahu soal rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun apabila sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya pun berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal baru. Semisalnya ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Memohon ampun sakitnya. Namun lambat-laun kebiasa juga.  Saya pun jadi semakin tahu dengan Juragan. Wanita yang ada pada poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun udah mati. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, dan hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya pula jadi tahu kalau dahulu, pada saat muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah tertarik seseorang penari juga.  Hanya saat itu Juragan belum mempunyai apapun, ditambah lagi penari itu pun simpanan orang camat. Juragan hanya dapat tonton dan kagum pada dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Barangkali sebab itu  Juragan selalu mohon saya gunakan baju serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut serta suka bila dapat membikin Juragan puas. Semakin hari saya semakin terlarut di kehidupan selaku penari yang berjualan tubuh. Lantaran uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pelepasan gairah laki laki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tidak betul, tetapi tubuh saya selalu mohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya terus melakukan karena hanya uang. Lama-lama saya semakin kritis. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BAHENOL MENJUAL DIRI PART2

Sudah tak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya juga tambah berani. Pada akhirnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, serta saya lantas hamil… Alamiah, jika ingat demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Namun saya selalu melacur kendati perut saya menjadi membesar. Dan saya pula lagi tiba ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya mulai mencolok, serta beliau terlihat lumayan panik dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memacu saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertama kalinya beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, pada semuanya konsumen saya, saya cuman dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pun gak tahu. Karena kemungkinan setelah Simbok wafat, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati saat bersama Juragan. Tergolong saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sekalian cakepgnya waswas. Rasanya saya mau membuat beliau gak waswas. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan bergabung dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun setelah saya dan Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi momen yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, tetapi tetap keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Tetapi saya mbandel. Saya semaput di jalan. Tentunya ada yang menyaksikan dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan saat lihat saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun sebab masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Namun anakmu…" Juragan katakan itu semua sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Kalaupun tidak dikarenakan yang pertamanya kali itu, kamu tidak mesti sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama