CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART2

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART2, Hasrat-Bispak26 Kami balik arah, dan mereka berdua temaniku kembali pada kelas. Dan ke-2  pujaan hatiku ini gak jenuh suntuknya merayu dan menghinaku mengenai Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu dan pasrah terima semuanya ini. Saya cuman dapat mengharap kami lekas sampai ke kelasku. Namun waktu kami sampai di muka pintu kelas, tiba-tiba saya terasa mau buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya ingin ke toilet, kelak bila ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… tidak mesti ah… tidak lama saja kok", kataku sekalian ketawa geli.

"Ya sudah dech, tak boleh makin lama ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama lambaikan tangan dengan Sherly, lalu masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus merengkuh tanganku. Sebetulnya saya sedikit risi digandeng oleh Sherly dengan mesra seperti berikut, tetapi saya menurut saja sembari mengharapkan dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang berprasangka buruk lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami sampai di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya menanti Sherly melepas gandengan di tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak perlu dech, saya kan hanya sekejap", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan jenis sedih, namun dia mengangkat tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sembari angkat tanganku pula, lalu saya lekas ke arah toilet.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART2

Di saat saya akan masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, dan diam diam saya berasa terheran-heran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh sesuai itu di saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya selalu masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya pilih satu diantaranya dari 6 kamar kecil yang berada pada dalam sini. Sesudah saya tuntas buang air kecil dan mengatur busana dan rok seragamku, saya lekas keluar untuk kembali pada kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhenti waktu tau-tau ada suatu tangan yang membungkam mulutku.

Belum saya bereaksi, suatu tangan yang lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, tetapi pelukan ini sangat kuat, sampai tiada perlawanan yang memiliki arti, saya telah terbawa masuk ke gudang yang ada pada sisi toilet, tempat di mana Vera entahlah ditiduri atau sedang layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menarikku ke ujung ruangan ini, sampai kami berada pada balik timbunan meja dan bangku tua. Tanpa ada melepaskan bekapan tangannya di mulutku, dia menghimpit bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Sesaat lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini pada telinga kiriku.

Nada ini membuatku menciut karena saya tahu ini nada Dedi. Saya termenung sebentar, lalu saya mengacauk lambat. Lebih bagus saya menurutinya, lantaran bila saya menyebabkan kekacauan, lalu banyak yang ketahui saya dalam gudang ini lagi berduaan dengan Dedi, apa saja faktanya namaku pasti remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tanpa ada usaha lihat mengarah Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi selesai tontonan itu usai, saya risau Dedi gak akan membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani hasrat birahinya dalam gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati untuk ngeseks waktu ini. Diam diam saya berpikiran bagaimana agar ini hari saya tidak harus memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki bobrok ini. Barangkali saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya tidak pengin tepergok pihak lain karena saya mengerang, atau saya takut ditanya guru di kelasku lantaran saya kelamaan ada di dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tidak memaksakanku untuk ngeseks dengannya. Pada saat saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi menggandeng lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku menuju yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya terheran menyaksikan masuknya seseorang cebol langsung kukenali sebagai pelayan satu diantaranya stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja yaitu Cie Fifi, seorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya sekitaran 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam mengarah Jenny, Sherly, saya, serta siswi lain yang makan di kantin. Entahlah apa yang dibutuhkan Dedi dengan membawaku ke gudang ini saat ia mengerti sang cebol ini dapat masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sesenang hati di bangku yang berada di tengah area ini. Saya gak ketahui apa yang lagi dilaksanakannya, apa menanti seorang, atau dia memiliki rencana suatu lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya tercenung memandang kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut muka dongkol. Tetapi anehnya Cie Fifi justru hampiri sang cebol yang tengah tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam gak menjawab.

Tidak berapa lama kemudian sang cebol berdiri, serta selanjutnya jantungku berdebar-debar kuat menyaksikan sebuah panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelisip masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang berada pada dalam rok Cie Fifi, benar di muka pangkal paha Cie Fifi bikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sekalian pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya lagi memerhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yakni kepala sang cebol itu bergerak gerak, bikin hasratku perlahan-lahan bangun, serta saya harus usaha mengendalikan napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut serta turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya anyar sadar jika rupanya saya pun menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan dongkol. Namun pastinya saya tidak dapat melakukan hal beberapa macam dibanding nasibku malahan jadi makin jelek. Saya tidak tahu apa yang bisa terjadi padaku kalaupun saya bikin kerusuhan yang menimbulkan sang cebol ini tahu saya berada di sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya gak dapat banyak berbuat waktu Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta mulai menarikku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, kadangkala kasar, yang nyata tingkah Dedi ini membuatku resah serta jantungku berdetak bertambah cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART2

Saya tidak berani menepiskan lantaran saya takut tepisanku mungkin mengundang nada yang bisa jadi kedengar oleh sang cebol itu maupun Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang semakin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, serta saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi terlampau kuat buatku untuk kusingkirkan demikian saja. Saya menggelinjang kurang kuat, fokusku untuk lihat episode erotis di hadapanku ini mulai bubar karena saya sendiri sudah memulai terangsang karena tingkah Dedi yang tetap meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta selalu meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar akan peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya menyaksikan menjurus Cie Fifi. Rupanya dia tengah pejamkan mata serta mendesah gak karuan sekalian memegang sembulan di sisi depan rok yang dikenainya, yang nyata merupakan kepala sang cebol.

Meskipun jantungku berdetak cepat menyaksikan itu semuanya, terasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali menggeliang, dan saya coba menghindari payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih tetap menempel kuat serta selalu memberi remasan pada ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau-balau serta napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan namun tentu, saya mulai teraniaya gara-gara rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Pada akhirnya saya memutuskan stop menggerak-gerakkan badanku, tetapi saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada maknanya untuk Dedi, namun saya tidak ingin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada bab erotis di depanku. Tidak tahu mulai sejak kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang tergolek di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu pastinya celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah dan mengerang dengan muka seperti mencegah sakit pada saat sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengandaikan di rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang membuat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta sekarang sang cebol itu tidak tahu sedang menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi memikat dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini lebih jadi siap.  Saya sangat terangsang, tidak tahu lantaran remasan nakal yang sedang dilakukan Dedi pada ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang memikirkan apa yang berlangsung di rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil waktu saya hampir tidak dapat mengendalikan diriku buat mengesah lantaran Dedi mencium tengkuk leherku, serta kondisi jadi lebih sukar buatku di saat saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalan Deritaku

"Saya pun baru ketahui kira-kira dua minggu kemarin, bila bu Fifi itu bisa juga difungsikan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Ingin rasanya saya menampar Dedi karena kalimatnya yang sangat kurang ajar itu. Namun saya gak berani melaksanakannya, selain saya takut kehadiranku di sini tepergok oleh Cie Fifi serta terlebih sang cebol, saya tidak ingin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan membikin nasibku makin jelek.

Karena itu saya cuman dapat memandang Dedi dengan kecewa, namun bibirku jadi dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan meredam rintihanku. Saya cuman dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku hingga sampai ia suka.

Namun sewaktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, serta saya cepat usaha atur napasku sepelan barangkali biar dengusan napasku ini tidak hingga sampai kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar suara sang cebol, yang tanpa enggan memerintah Cie Fifi secara langsung mengatakan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali mencermati mereka. Telunjuk sang cebol ke arah selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 mendamprat di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyetujui.

Meski raut muka Cie Fifi dilihat geram, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Lantas Cie Fifi merendahkan badannya serta menumpukan kepalanya di ke-2  tangannya yang sekarang terlipat namun masih menopang di lantai.

Tanpa berbicara apa manalagi, sang cebol melepaskan celana panjang serta celana dalamnya yang cukup kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu dan membuka rok Cie Fifi ke atas. Tidak ada perlawanan betul-betul dari Cie Fifi di saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya rada direntangkan sedikit, dan sejenak kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah memulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan serta rintihan Cie Fifi. Entahlah sejak mulai kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi jika sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak begitu terheran-heran menyaksikan sikap sang cebol yang berani serta sesenang hati seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang setiap hari kelihatan demikian ramah serta enerjik, nyatanya menyimpan kasus yang tidak berbeda jauh denganku. Saya terasa haru pada Cie Fifi meskipun dari penuturan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1 kali kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tapi suatu remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku jika kini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pun pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia selalu meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya mengulet kesakitan. Dan ujaran Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi akan memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terpikir intimidasi Dedi pada tempat tambal ban itu, serta hal demikian membuatku risau lantaran sesaat lagi saya akan memperoleh persoalan kalaupun Dedi ketahui saya memanfaatkan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terpikir terkait sejumlah argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana langkahnya saya meminta biar Dedi ingin dengar alasanku dan tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali perhatikan Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol tengah bergairah memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali menggeliang kesakitan waktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan geram di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sembari meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi geram, serta dia cuma tersenyum senyuman, nampaknya dia puas seusai buat ke-2  payudaraku ini mainannya sejak mulai barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambah lagi dengusan sang cebol, membuat kondisi di gudang ini jadi sedikit ribut, karena itu saya pikir ini saat yang cocok untuk mengemukakan niat serta alasanku pada Dedi tanpa takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART2

"Ded, saya barusan itu cuman pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya dicerca sama guru kalaupun saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sembari memandang Dedi dan menanggalkan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, nampaknya dia lagi pikir.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, dan saya lekas turunkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya termangu sementara memandang penis itu telah ereksi, dan saat saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Telah berdiri Cantik… dikarenakan kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit risi pula dengar rayuan porno Dedi. Namun saya gak ingin menghabiskan waktu, saya selekasnya mulai menarik penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol merintih, serta waktu saya melirik ke mereka, saya menyaksikan sang cebol tengah menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari biasanya punya beberapa pejantan yang sempat mencabuliku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, sejak mulai barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mengerang saja, tetapi tidak hingga sampai melenguh seperti misalnya wanita yang dirundung orgasme. Apa karena penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama