CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART3

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART3, Hasrat-Bispak26 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang jelas belepotan sperma berbaur cairan cinta Cie Fifi itu dengan memanfaatkan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuman diam dan pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tak lama setelahnya, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi memanglah mempersiapkan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang dia ketahui bakal dikotori sang cebol seperti sebelumnya awal kalinya.

"Dasar. Udah orangya cebol, tidak sadar kali bila burungnya itucebol ", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, persoalan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengesah terhenti di saat tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari tukasnya pengin nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan cuman kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam terus mendesak nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu kian menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta permainkan lidahku di penis Dedi, agar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah serta mengeluh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat lagi saya selalu usaha membuat penis Dedi berejakulasi. Kadang-kadang saya memandang nakal di Dedi, biar dia tambah terangsang sampai pekerjaanku dapat usai lebih semakin cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat berbicara, cuma dapat mengguman tidak terang di saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tak ada siapa siapa kembali sewaktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak memandangnya?

"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, namun sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara dengan terang.

Telat, Pandu telah membeberkan rok seragam sekolahku, dan saya udah pasrah tunggu hukuman yang bakal diberi Dedi jika dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… gua dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak bertambah cepat. Dua murid busuk ini akan selekasnya melumatku di gudang ini, tetapi yang sangat kutakutkan yakni Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Selayaknya barusan itu saya dapat lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu buatku untuk berpikiran atau berleha leha. Tiba-tiba badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Lantas dengan peringkat ke-2 kakiku yang masih sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengacung penisnya yang nyatanya juga ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan geram saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan seluruhnya tehnik oralku supaya Pandu cepat sampai pucuk serta selanjutnya dia tidak turut nikmati lubang vaginaku seusai Dedi usai nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, pas pada sisi bibir vaginaku. Dedi telah mengetahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… sebab itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menyentak.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani menengok. Mau rasanya saya menangis, namun saya tidak ingin kelak rekan temanku terpenting Jenny jadi ajukan pertanyaan bertanya bila kelak mataku kelihatan sembab.

Saya cuman dapat pasrah serta selalu mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang bakal dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengesah terbendung saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengakibatkan kesan yang aneh waktu saya sadari celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mendesah dan selalu mengesah terhenti, namun saya tidak lupa bila saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengesah serta meronta kesakitan saat saya merasai pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", ledek Dedi saat saya menengok ke belakang buat lihat apa yang sedang dilakukan Dedi.

Saya lihat sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu bikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk hentikan semuanya ini.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi sungguh-sungguh ingin menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini semakin jadi beres.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuma ketawa tawa.

"Telah, tak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu selekasnya menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengerang ketahan, namun waktu ini saya tidak punyai alternatif lainnya, saya harus menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata tidak sabar buat nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta sebuah benda pijakl, hangat serta lumayan besar, yang benar kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta memojokkan bibir vaginaku.

Badanku melafalkanng sekejap sewaktu penis Dedi memisah lubang vaginaku dan terus melesak masuk. Saya pejamkan mata membatasi sakit, dan selanjutnya saya selalu usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu saat lagi Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menikam demikian pada dalam lubang vaginaku. Seringkali saya melenguh terhenti, serta saya mulai gak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Karena itu saya mesti semakin menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya harus bertarung mengendalikan mual gara-gara berbau apek yang melanda hidungku, pula saya harus membatasi terasa sakit bergabung nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuma mengharap pengidapanku ini selekasnya usai. Saya pula mengharap pakaian seragam sekolahku ini tidak lecek dan basah oleh keringatku sesudah saya usai dicabuli oleh dua begundal ini. Selesai saya menghimpun segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia mau melepas penisnya dari gempuranku, barangkali dia tidak sanggup mengendalikan kesenangan service oralku.

Tetapi saya tidak pengen melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat mencegah badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sesaat setelah itu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya itu kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semuanya cairan dalam mulutku ini, tetapi saya tidak pengen Pandu bisa lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya telah sukses. Saya benar-benar geram kepadanya.

Saya terkenang bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses menundukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya barangkali dapat pakai metode yang serupa untuk menumpahkan kedongkolanku pada Pandu. Saya lagi mengisap penis di mulutku ini walau penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya tetap belum tuntas dengannya.

Saya selalu menghirup dan menghirup penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Selanjutnya saya hentikan kulumanku di penis Pandu, dan di saat saya melepas tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama sepertiseperti nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergolek sehabis saya serta beberapa pacarku balik menggagahi mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menusukkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya dapat meletus waktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi usai siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, kembali tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi kagum menatapku seperti tidak percaya dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu tetap bisa bisanya mengejek saya", desisku dengan suara gemetaran sangking geramnya.

Keadaan di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar secara jelas. Saya menggigit bibir membatasi tangis. Saya benar-benar sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa ada mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar kalau saya mesti beres-beres diriku dalam toilet, sekalian minimal saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya selekasnya mengusung rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang siap buat mengelap lelehan sperma di sekeliling pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil serta kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa membantu rasa gak nyaman di selangkanganku.

Dan sekali ini saya telah tak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima ejekan sebagai berikut? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis di parasku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran berubah udah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari ke kelasku. Diperjalanan saya menyaksikan pak Totok yang baru keluar kelasku, serta aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastilah sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tak ingin terkena tragedi untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak perlu pak, Eliza udah tambah enak. Terima kasih pak, saya balik ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya selekasnya kembali ketujuan ke kelas buat mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Memuaskan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny waktu saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan was-was.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga sampai nangis. Namun saya telah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong biar Jenny stop meresahkanku

"Saat ini perutmu sudah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan belas kasih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum pada Jenny.

Sebetulnya saya terasa sedikit gak sedap sebab saya harus bohong di Jenny yang demikian perhatikan dan mencintaiku. Perasaan salah ini sedikit mengacaukanku, meski saya tahu ini merupakan yang terunggul, ketimbang ada yang dengerin penuturan kami saat saya mengatakan apa yang sebetulnya berlangsung padaku saat saya ada pada toilet, atau bisa lebih pasnya di gudang barusan.

Namun tak lama setelahnya Jenny telah kembali repot merayu dan mengejekku masalah Andy. Manalagi saat jam paling akhir ini hari guru yang selayaknya mengajarkan di kelas kami tak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny kian bergairah memikatku, dan saya telah kehilangan akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta saat lagi saya gak tahu harus melakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang tengah dikerjakan Andy? Apa yang lebih kurang ada pada pemikiran Andy waktu ini? Apa dia memikirku? Tau-tau saya udah terasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali sayang deh… hingga sampai sampai saya gak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindar.

"Begitu ya? Bila gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin ngomong apa ya… saya pengin katakan, kalaupun Eliza gak senang dengan dia", Jenny menjawab dengan style cuek bebek sembari mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, lantaran bel pulang sekolah memanglah barusan mengeluarkan bunyi.

"Jeen… tak boleh getho dong… aku…", saya mulai was-was kalaupun kalau Jenny bersungguh-sungguh dalam kata ucapnya, dan saya dan lagi merengek-rengek.

"Jika begitu kamu gak boleh mengelit terus sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya tidak dapat berujar apa apalagi serta parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuman dapat tersenyum malu sembari membenahi semua buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Sesudah doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas saat Sherly tau-tau tampak di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berencana menyambat di saat saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini ingin hingga kapan sich baru senang nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Bila yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan cemas.

"Sebab itu gak boleh ngelamun saja sayang… lihat donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART3

Saya lihat ke sekitarku, nyatanya memanglah kelasku ini telah kosong disamping kami bertiga. Namun tetap saya khawatir kalaupun ada yang dengar kata-kata mereka barusan terkait saya jadian sama Andy. Saya gak pengin Andy dengar isu yang tidak tidak, saya tidak mau hubunganku dengan Andy yang baru memulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Namun, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba memberinya argumen buat pisah pada mereka, biar saya tidak terus-terusan menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, ketepatan saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang udah tarik tanganku.

Saya telah tak miliki argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka padaku kembali bersambung, serta saya cuma dapat tersenyum malu.

Hingga di kantin, hatiku jadi risi di saat saya menyaksikan sang cebol. Saya terlintas tingkah laku busuknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha berlaku biasa. Manalagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Selesai kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami dan mohon pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama