CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART6

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART6, Hasrat-Bispak26 "Aaah…", saya menjerit seram sewaktu tiba-tiba badanku terangkut, rupanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, dan ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya lebih tidak punya daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Bijaksanain yang berdiri di sisi kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di sisi kananku, serta ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan dan kirinya, saya telah tak dapat ke mana-mana kembali.

Kengerian sedikit menempaku sewaktu saya memahami badanku melayang-layang cukuplah tinggi dari lantai, ditambah lagi dalam status seperti berikut mereka bawa badanku keluar kamarku, lagi keluar hingga sampai ke arah tempat jemuran pakaian.

Namun yang sangat membuatku cemas ialah kepala Wawan yang berada pada ke-2  pahaku yang terbuka, dan yang tentu paras Wawan menghadap langsung di bibir vaginaku, benar-benar dekat. Sebuah jilatan yang telah dilakukan Wawan mengawali pembantaian kepada diriku, dan saya mengulet kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, tetapi saya harus melenguh saat Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpampang di hadapannya, serta badanku mengartikulasikanng luar biasa tidak dapat kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan kepuasan yang kualami, pak Bijaksanain dan Suwito memperbanyak pengidapanku. Mereka mengungkap bra yang membalut payudaraku, lalu nyaris bertepatan mereka menyeruput ke-2  puting payudaraku yang berada di hadapan mereka. Saya mulai tidak dapat terima seluruh rangsangan ini, badanku menggelinjang serta mengartikulasikanng tanpa dapat kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mendesah dan meminta.

Tidaklah ada jawaban pada mereka atau tanda-tanda mereka ingin dengarkan permintaanku. Mereka bertiga lagi menarik ke-2  puting payudaraku, pula bibir dan lubang vaginaku. Saya mulai teraniaya dalam kepuasan ini, hasratku telah naik gak karuan, serta rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta serta merengek-rengek pada lenguhan dan rintihanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART6

Tetapi benar-benar salahku pula sich, terlihat marah tiga pejantan ini terlampau besar sehabis saya berkali kali menarik dan memancing gairah mereka sepanjang hari ini. Mereka benar-benar tidak memedulikan permintaanku serta dengan kejam mereka terus menyiksaku.

Saya sudah tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk dan meliuk, kepalaku sampai terdongak gara-gara enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Sebab status badanku yang semacam ini, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, serta rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.

Tiba-tiba mereka bertiga serempak menyudahi tindakan mereka, tapi mereka melepaskan badanku selalu melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mendesah perlahan-lahan, dalam hati saya terasa sedih sebab nikmat yang menempaku ini jadi redup sewaktu mereka stop demikian saja seperti berikut.

Tetapi saya cuma diam, saya tidak pengin berucap apa apa, minta maupun melakukan perbuatan apa saja, walau diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan hasrat masih yang menempa badanku.

"Non Eliza pengin turun?", bertanya Wawan sembari meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek dan saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku untuk menjauhkan bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek pada Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, serta ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku sekali-kali tak berfungsi. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku selalu berada di hadapan muka Wawan yang sampai hati menyambung tingkahnya itu.

"Lagi apa tanggung-jawab non tadi telah bikin kita kita tegangan tinggi waktu saksikan non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang setelah itu menyesap puting payudaraku yang ada pada hadapannya sampai saya menggelinjang serta menyebutng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok jadi saya yang diminta tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang emosi??", dari meminta saat ini saya jadi protes dengan geram sembari meredam hasratku pada saat Wawan dan Suwito repot menyerbu wilayah wilayah peka pada badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito hentikan gempuran mereka, dan mereka sama-sama berpandangan sebentar.

Saya sendiri memandang dongkol dari mereka, akan tetapi saya tidak dapat melakukan perbuatan apa saja saat badanku masih melayang-layang sesuai ini dengan ke-2  tangan serta kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tak mau tahu, dasarnya non Eliza mesti tanggung-jawab. Lagian non Eliza telah membuat kita kita ngaceng berkali kali tanpa hasil sejak mulai pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kenikmatan karena siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya ingin meronta, saya ingin meminta supaya mereka melepaskanku ini hari saja, lantaran saya gak mau pada situasi lemas saat terima telephone Andy malam nanti. Saya ingin nikmati waktu saat mengobrol dengan Andy tiada siksaan rasa pegal maupun mengangut karena kecapekan.

Namun tidak beberapa lama kemudian saya telah tidak bisa kembali berpikir tenang. Saya mengerang rintih kenikmatan sewaktu ke-2  pergelangan tanganku dicekram oleh pak Bijakin dan Suwito, serta tangan mereka yang satunya mereka pakai untuk meraba serta membelai perutku, sementara itu mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Semuanya ini masih ditambahkan tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Baru kesempatan ini mereka bertiga menyiksaku dengan sekasar ini. Seluruh kesan kesenangan yang kurasakan ini sangat top serta merisaukan pikiranku.

Pada akhirnya saya menunjuk nikmati waktu saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, serta saya cuma dapat mengharapkan malam nanti saya masih lumayan kuat untuk terima telephone Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku melafalkanng berulang-ulang, pinggangku meliuk dan meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak dapat kutahan kembali, saya mesti berserah dirundung orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi dan menggelinjang top membebaskan pergolakan liar ini, dan sekali ini tidaklah ada satu juga pada mereka yang ingin mengampuniku walau saya meminta seperti apa saja.

Bahkan juga sekali ini mereka tambah memperhebat siksaan mereka padaku. Saya merasai lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, serta tersebut tetap ditambahkan bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", sebuah cucupan yang sangat kuat oleh Wawan di bibir vaginaku membuatku menjerit kenikmatan.

Rasanya tiap ikatan tulang di seluruhnya badanku lepas waktu saya harus melafalkanng top karena tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, mengakibatkan lututku telah tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Berbudiin serta Suwito tidak lepas meskipun saya menggeliat seperti apa saja. Mereka mengamankan ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing serta tangan mereka yang satunya seperti tidak pernah jemu mainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terbendung sesuai ini, saya terasa gak mempunyai daya sampai utk sekedar melepaskan luapan orgasmeku. Namun diam diam saya jadi sangat puas diberlakukan sebagai berikut oleh mereka, dan saya benar-benar nikmati ketidak mempunyai dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Telah dong… turunin saya ya…", saya meminta serta merengek-rengek dari mereka dengan napas yang tersengal.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi sewaktu jawaban yang kuterima yaitu pagutan Wawan di bibir vaginaku.

Tetapi cuma tidak lama saja, Wawan udah hentikan pagutannya. Serta dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku bergantung lemas dengan ke-2  tanganku yang terus melingkar di leher pak Bijakin serta Suwito, serta ke-2  pergelangan tanganku yang masih tetap terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART6

Saya lihat Wawan ketujuan pintu yang batasi sisi dalam dan luar di lantai dua rumahku ini, dan dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu memasangkan kunci itu di sisi luarnya.

Seterusnya Wawan tutup dan menggembok pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sekalian melihatku dengan senyuman penuh sindiran, seakan ingin menuturkan kalaupun sekali ini saya tidak mungkin dapat lolos.

Tiba-tiba saya kaget lantaran saya memahami sebuah perihal. Bukan bab saya telah tak kemungkinan dapat larikan diri, karena saya telah memahami jikapun saya usaha lari ke bawah, pada akhirannya di bawah kelak saya mesti terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah serta bakal lekas ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud merupakan, kenapa mereka pilih tempat jemuran pakaian ini untuk tempat menggasak diriku? Di area yang benar-benar terbuka ini, bagaimana jika kelak rintihan serta lenguhanku hingga kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana bila kami hingga tampak oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa ada menyengaja menyaksikan mengarah rumahku?

"Wan… tidak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Agar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara mengolok.

"Nggak… bukan begitu Wan… saya takut kalaupun di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji gak bakal lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya kalaupun begitu non gak boleh bernada, enteng kan?", jawab Wawan sekehendak hati, serta dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sembari memasangkan muka cemberut, tetapi tak lama setelahnya badanku menyebutng sewaktu ke-2  payudaraku telah kembali diremas remas oleh pak Bijaksanain serta Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mengerang dan mengulet, di antara kesenangan dan kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan terus merapat, serta saat ini penglihatanku berubah menuju di penis Wawan itu udah tegak mengacungkan itu, yang siap untuk mengeduk serta memerkosa lubang vaginaku.

Sewaktu Wawan udah membungkuk di hadapanku dan ke-2  pahaku yang kurapatkan mulai sejak barusan ini dikendurkan olehnya, saya menggigit bibir dan pejamkan mataku, siap-siap memasrahkan lubang vaginaku ini terima tusukan biadab dari penis superior Wawan itu.

"Mmm…", saya mengerang perlahan waktu kurasakan bibirku ini di cium halus, dan saya selalu pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Bikin jantungku berdetak kuat.

"Mmmhh…", saya kembali mengerang waktu kurasakan suatu jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Ditambah lagi dengan remasan remasan halus di ke-2  payudaraku oleh pak Berbudiin serta Suwito, pun kecupan mesra Wawan yang sekarang udah berganti menjadi  pagutan penuh hasrat di bibirku, semuanya membuatku mulai teraniaya dalam birahi.

Ke-2  lututku terasanya lemas. Bila saat ini ke-2  tanganku tak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sebelah kanan dan kiriku ini, ke-2  kakiku ini pastilah tidak dapat menyokong badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba mengendalikan derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengakibatkan rasa nyeri di lubang vaginaku.

Dalam pada itu saya lagi mengesah terhenti saat lagi bibirku terus dipagut Wawan semacam ini, serta napasku mulai habis. Saya makin menderita dalam kepuasan ini. Saya tidak dapat meronta, badanku rasanya begitu lemas, tenagaku musnah tidak tahu ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharapkan dia ketahui kodeku kalaupun saya telah mulai menanggung derita lantaran kekurangan napas. Tetapi Wawan jadi meningkatkan siksaan ini. Saya merasai lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, serta reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama sama bertaut.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART6

Selanjutnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, mengisap serta menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya sudah tidak dapat bernafas kembali sebab pergolakan birahi yang menerpa diriku ini ibarat menyumpal dadaku.

"Oooh…", saya menyambat lega waktu pada akhirnya Wawan membebaskan pagutannya sesudah suka menyesap semuanya air ludah di mulutku ini.

Napasku terengah gak karuan sesudah barusan saya lumayan lama kekurangan napas. Saya usaha atur napasku ini, tetapi cubitan nakal Suwito di puting kanan payudaraku ini membikin napasku kembali mengincar.

Dan sewaktu pak Bijaksanain meremas kuat payudara kiriku, dan menyeruput puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kesenangan nikmati semua cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali mengeluhkan waktu Wawan dengan sekehendak hati mengambil jemari tangannya yang mulai sejak barusan direndam masukkan ke lubang vaginaku.

‘Waan… memasukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya gak ingin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya ingin meminta di Wawan supaya dia ingin masukkan jemari tangannya kembali, atau malahan masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Namun saya masih lumayan sadar buat mengontrol harga diriku menjadi nona majikan mereka. Karena itu saya mau tak mau diam serta pejamkan mataku, sekalian mengharapkan mudah-mudahan Wawan lekas merayu lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh perlahan saat rasakan suatu hal yang tebal, hangat dan basah tekan bibir vaginaku.

Saya lagi membuka mataku. Rupanya saat ini Wawan lagi berjongkok di depanku dan menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih mau permainkanku, menganiaya diriku yang udah terbenam dalam pergolakan birahiku ini.

Seterusnya Wawan merengkuh ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mendesah kenikmatan, badanku kembali mengulet, kurasakan cairan cintaku kembali meluluh.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dan kesan yang hebat menimpa diriku saat tiba-tiba Suwito mencengkeram dan memagut bibirku, sedang pak Bijaksanain yang masih menyusu pada puting kiri payudaraku, saat ini  meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja sebab ditinggal oleh Suwito yang saat ini repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mendesah nikmat karena cumbuan bertubi tubi yang sudah dilakukan tiga pejantanku ini, dan saya cuma dapat mengguman tidak terang karena bibirku yang tetap dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan semuanya belumlah cukup, saat ini Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu memikat lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri dan ke kanan, ke atas serta ke bawah, bikin mataku terbeliak, badanku melafalkanng serta mengartikulasikanng.

Saya sudah tentu menjerit kesenangan kalaupun bibirku sedang tidak dilumat oleh Suwito sesuai ini.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengesah panjang serta badanku tersentak seringkali menemani orgasme top yang menerpa badanku.

Otot perutku melafalkanng sampai terasanya akan kram, menghadirkan rasa nikmat pada merasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya itu masih ditambah lagi rasa nyeri yang kian jadi pada lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk tetap orgasme.

Saya merasai cairan cintaku membanjir banyak sekali. Tetapi dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat dan pagutan itu gak lepas meskipun saya menggeliang seperti apa saja. Serta seluruhnya cairan cintaku yang menetes itu dicucup serta diseruput Wawan hingga habis.

"Mmmhk…", saya mengesah kurang kuat, pasrah.

Tiada yang dapat kulakukan disamping menggelepar, meronta, mengesah terbendung. Tapi gelombang orgasme yang menderaku ini sekali-kali tidak menyurut, lantaran Wawan lagi mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, dan Suwito tidak melepas bibirku dari pagutannya, sementara pak Bijaksanain terus bergairah memagut puting kanan payudaraku.

Mereka terus menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA AYU PART6

Selesai sejenak disiksa semacam ini oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya telah lemas dan cuman dapat pasrah terima semuanya. Tenagaku seperti lenyap bersama cairan cintaku yang membanjir keluar lubang vaginaku. Serta rasa tidak punya daya ini mengantarku orgasme kembali buat ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas saat Suwito melepas pagutannya, dan saya harus melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, menambahkan semua kesan nikmat yang udah mulai dari barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengesah serta menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang sedang dilakukan Suwito saat ini demikian mesra, membuatku lebih kebingungan dan gak tahu harus melakukan hal apa. Jantungku berdetak kuat, sedang orgasmeku sekali-kali tidak menyurut.

"Telah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, tapi saya kembali mengerang saat tiba-tiba kurasakan suatu yang hangat pada leherku.

Saya tidak akan merasai kuluman pada puting kanan payudaraku, memiliki arti sudah tentu pak Berbudiin yang menggeser gempurannya pada leherku ini.

"Pak Berbudiin juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka menyudahi pembantaian kepada diriku ini.

Tetapi mereka mana pengen mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya terus menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang tersengal.

Namun lidah yang nakal itu terus bermain di lubang vaginaku, menyerang serta mengeduk tiada ampun. Daun telinga kiriku lagi dilumat secara lembut, lalu jilatan dan ciuman di leherku ini… pun seluruh rabaan tangan tangan mereka yang penuh hasrat pada sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak sanggup terima siksaan orgasme buat orgasme yang selalu menderaku semenjak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama